KILAS PERISTIWA - SAHARA MERIAHKAN MALAM TAHUN BARU NURMA-P

Nurma-Pi, Jum’at malam (31/12), semua santri tampak serius menonton aksi-aksi para artis Sahara yang sedang tampil malam itu. Semangat para pemain maupun para penonton(baca : santri) tampak belum surut sama sekali. Bahkan rasanya semakin malam semakin mantap. Maklum saja, malam tahun baru Sahara sedang mementaskan lakon bertajuk nyanyian angsa dan sang Pemimpi yang diadaptasi dari karya WS. Rendra. Para punggawa Sahara merasa surprize dengan tanggapan para penonton karena sejujurnya persiapan dari Sahara sendiri bisa dibilang dadakan namun hasilnya cukup memuaskan. “ Seperti biasa, jika Sahara akan menampilkan pementasan pasti ada saja kendala yang menjadikan latihan kita, mepet sehari sebelum hari H kita baru pada latihan. Tapi hasilnya toh memuaskan kok. Hehehe”, ujar Mariyatul Qibtiyah selaku koordinator Sahara.

Pementasan ini menceritakan tentang Maria Zaitun, seorang pelacur yang terkena penyakit sipilis. Dia berusaha mencari obat untuk penyakitnya tapi yang didapat hanyalah hinaan dari seorang dokter. Maka putus asalah yang muncul dihatinya. Diapun pergi kepada pak kyai untuk mencari ketenangan batin ternyata perlakuan yang sama yang didapatnya. Singkatnya, ketika maria Zaitun sudah benar-benar sekarat karena didera lelah dan lapar, dia memikili sebungkus nasi untuk mengganjal perutnya. Saat itulah muncul kakek tua miskin yang sama kelaparannya seperti Maria Zaitun meminta makan kepadanya dan Maria Zaitun tak tega. Dia meninggal dunia setelah memberi sebungkus nasi pada kakek tua yang kelaparan itu. Namun karena kemurahhatiannya memberi sebungkus nasi itulah Maria Zaitun pun masuk surga.

Sementara sang pemimpi menceritakan tentang mimpi konyol para siswi-siswi yang ketiduran ketika sedang menunggu gurunya. Pementasan sahara kali ini cukup menghibur karena keruntutan jalan ceritanya juga para pemainnya yang berbakat. 

“Sahara kali ini lumayan menarik, ceritanya runtut, nyastra tapi mudah dipahami. Gak mbulet seperti biasanya.. asyiklah pokoknya”, respon Mawar, salah seorang santri.

“Sahara tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kalo dulu sahara kebanyakan menampilkan teater komedi kali ini sahara sudah mulai menampilkan teater sastra yang sebenarnya. Apalagi apresiasi dari penonton cukup bagus dan sepertinya penonton sudah mampu menikmati”, lanjut Mariyattul Qibtiyah. Acara ini dimulai pada pukul 22.00 WIB dan selesai pada pukul 23.30 WIB seiring dengan suara kembang api yang memeriahkan malam tahun baru 2011. (Zkd)

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© KORAN NURMA | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger