‘ si Biang Kerok di Nurma Putri’

Nurul Ummah putri, selama 2 minggu terakhir ini warga nurma (nurul ummah,red) direpotkan oleh berbagai masalah menyangkut lingkungan. Di antaranya, pawestren dan kamar mandi yang tidak dapat difungsikan, juga datangnya bau tak sedap dari sapiteng.Apakah masalah utamanya?

Warga ponpes nurma putri terhitung sebanyak 289 santriwati dalam catatan terakhir bulan November. Jumlah ini merupakan jumlah yang tidak sedikit bila dibandingkan dengan kapasitas normal bangunan yang memuat ke289 orang ini. Oleh karenanya, untuk menjaga agar nurma tetap nyaman dihuni, pihak pengurus dipaksa harus bekerja ekstra keras. Terlihat ketika kemarin (28/11), Ibu Arifah selaku dep.perlengkapan, dibantu oleh 3 santri putra berusaha menanggulangi masalah sapiteng yang tutupnya terangkat dikarenakan penuhnya muatan yang ada. Menurut penuturannya, penyebab terganggunya kerja sapiteng ini adalah banyaknya sampah kamar mandi yang masuk ke dalamnya, sehingga menyumbat penyerapan kotoran ke dalam tanah. Ditambah lagi dengan faktor susunan batuan yang sulit menyerap air.
Tidak hanya itu, pada sabtu (27/11) warga nurma putri juga terganggu dengan tersumbatnya saluran air di pawestren. Akibat langsung yang dirasakan adalah pelarangan menggunakannya karena melubernya air ke seluruh bagian pawestren, sehingga santri sulit mendapatkan air untuk wudhu dan cuci piring. Dimana saat itu saluran air kamar mandi sedang tidak lancar. Akhirnya, Ibu Minha dibantu beberapa santriwati mulai memindahkan air yang meluap keluar menggunaka ember. Kemudian tim ‘tanggap darurat’ ini mencoba mencari akar masalahnya. Awalnya hanya satu, namun kemudian ditemukan banyak sekali gumpalan plastik kresek yang berasal dari sisa pengganti busa cuci piring. Setelah itu ‘kehidupan’ pawestren pun kembali lancar.
Masalah yang tidak jauh berbeda juga terjadi seminggu sebelumnya, yaitu tersumbatnya saluran kamar mandi. Setelah ditelusuri, penyebabnya juga tidak jauh berbeda, yaitu menumpuknya sampah kamar mandi disana. Sampai saat ini pun saluran ini masih belum bisa menampung jalannya aliran air untuk keperluan besar seperti ro’an.
Menanggapi hal ini, lurah ponpes putri, Ibu Nur Hamidah berpesan,”memang seharusnya usaha pengurus untuk menjaga lingkumgan ini didukung oleh pelaku langsung pengguna fasilitas ponpes, yaitu para santri tanpa terkecuali, dengan membuang sampah pada tempat yang telah disediakan juga menjaga kebersihan secara umum”, beliau menambahkan, ”ojo njaga’ke liyane kanggo bersihno pondok, lha kalo hampir 300 orang do njaga’ke piye?”. Sudahkah anda tau siapa ‘si biang kerok’?. (emil)

comment 1 komentar:

zhafira hamid on 10 Januari 2012 pukul 13.06 mengatakan...

Harus punya kesadaran bersama, hidup bersama, kudu mengerti bersama, saling memiliki dan menjaga kelestarian dan keindahannya, rajin2 oprak-oprak, harus ada yang tegas ngingatkan

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© KORAN NURMA | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger