Kilas Peristiwa - MINAT SANTRI BARU BAHAS ASWAJA

(Kotagede/KorMa) Jum’at 29 Oktober 2010. Sebetulnya kegiatan sepanjang hari itu cukup melelahkan. Namun hal itu tidak mengurangi minat untuk mengikuti acara malam itu. Meskipun sempat ada yang mengantuk, tapi tak semua mengantuk. Bahkan smakin lama semakin menarik. Bahkan sempat melahirkan sedikit kekecewaan, karena merasa tak terpuaskan. Namun tak bermaksud demikian karena waktu yang tak dapat dipaksakan lagi.
Ini adalah salah satu acara dari rangkaian OP3NU XIX, yang berjudul Aswaja. Materi ini disampaikan oleh bapak Ahmad Syarif pada acara “ASWAJA” dalam rangkaian acara OP3NU XIX yang dilaksanakan pada hari Jum’at pada pukul 19.00 WIB di lantai 2 Masjid al-Faruq. Peserta OP3NU mendengarkan dengan seksama dan antusias mencatat.

Aswaja : Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah ajaran yang berasal dari Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya. Menurut beliau orang muslim pasti akan berpegang teguh pada al-Qur’an, as-Sunnah dan ijma’. As-Sunah adalah ajaran yang berasal dari Nabi dan sahabat, terutama Khulafaur Rasyidin. Nabi bersabda bahwa sunnah adalah “ma ‘annaa ‘alaihi wa ashhabii’.
Mengapa harus mengikuti para sahabat? Karena mereka itulah yang mengikuti kehidupan nabi dalam kesehariannya. Namun ketika sudah tidak ada lagi nabi maupun sahabat siapa lagi yang musti kita ikuti? Maka ikutilah golongan mayoritas karena tidak mungkin golongan mayoritas itu bersepakat pada kesesatan. Sehingga kita harus mengikuti ijma’.
Prinsip-prisip aswaja dalam masalah aqidah adalah mengikuti Imam al-Asy’ari al-Maturidi karena keduanya adalah penengah antara aliran Jabariyah dan Qadariyah. Sedangkan dalam hal syari’ah adalah mengikuti madzhab, baik Syafi’I, Hanbali, Maliki maupun Hanafi. Sedangkan dalam hal tasawuf tokoh yang diikuti adalah Imam Junaidi al- Baghdadi dan Al-Ghazali.
Materi ini sangat mengelitik dan menarik bagi peserta terbukti dengan adanya beberapa penanya dari santri putra dan dua belas orang penanya dari santri putri. Tetapi karena keterbatasan waktu maka tidak semuanya terjawab. Diantara yang pertanyaan yang muncul adalah siapakah sebenarnya orang-orang Aswaja itu? Bapak Ahmad Syarif menjawab bahwa semua golongan pasti akan mengakui dirinya ahlussunnah. Tapi sesungguhnya ahlussunnah adalah orang yang berpegang teguh pada al-Qur’an, sunnah serta ijma’. Kemudian dimanakah hubungan NU dan Aswaja? NU adalah Aswaja dan Aswaja adalah NU.
Ketika ditanya tentang pertentangan antara NU dan Muhamadiyah Pak Syarif menjawab bahwa yang bertentangan adalah orang-orang yang tidak mengetahui secara mendalam tentang keduanya saja, tapi orang yang mengerti tentang keduanya sebenarnya tidak bertentangan. Ajaran keduanya sama-sama benar hanya prakteknya saja yang terdapat perbedaan.
Isti, salah seorang peserta OP3NU ketika diwawancarai oleh KorMa mengatakan “ Materi itu menyenangkan, membuat kita menjadi lebih tahu tentang Aswaja secara meluas. Karena pembicaranya juga enak ketika menyampaikan materi, kita jadi tidak bosen mendengarkan.”(@Nq)

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© KORAN NURMA | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger