Laporan Utama - Wajah Baru Jumat Pon

Terhitung semenjak Kamis (21/10), kegiatan malam Jumat di Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri (Nurma Pi) diadakan perombakan. Asalnya, usai dilaksanakannya jamaah magrib berjamaah, diadakan muqoddaman di Masjid al-Faruq lantai satu. Di samping itu, setelah shalat isya’, mujahadah bersama santri putra (Pa). Namun demikian, semenjak saat itu (Kamis, 21/10) kegiatan mujahadah dilaksanakan setelah magrib dan setelah isya’ diadakan muqadaman bagi santri non-JHQ dan semaan al-Quran bagi anggota JHQ, berkebalikan dengan kegiatan sebelumnya.
Acara mujahadah dipimpin langsung oleh Ibu Nyai Hj. Barokah Nawawi di mulai dengan membaca surat al-Fatihah dan ayat kursi. Selanjutnya membaca sholawat as-Syifa’ sampai iqomat isya’. Setelah jamaah isya’santri non JHQ tetap berada dalam masjid untuk melaksanakan muqoddaman, sedangkan santri JHQ langsung menuju ke Mushola Darussalam untuk semaan Al-Quran. Dalam semaan ini ada sedikit perubahan sistem, yaitu setiap santri diharuskan menyemakkan sebanyak juz yang telah didapat dengan sesama santri, dan itu dilakukan secara bergantian sesuai partner masing-masing. Hal ini diharapkan para santri bisa menjaga hafalannya dengan maksimal, sesuai dengan pangendikan bu Nyai “ sistem iki tak gawe koyo jamanku biyen, ben apalane iso kecekel”. Semoga harapan tersebut bisa terlaksana. Amin.
Kegiatan baru tentu tidak semulus kegiatan rutinitas, sehingga terdapat kendala-kendala yang dihadapi yaitu, pertama kebanyakan santri belum tahu tentang perubahan itu, sehingga dari sie. Pendidikan sendiri harus oprak-oprak terlebih dahulu. Hal ini terjadi karena belum disosialisasikan. Kendala kedua yaitu untuk santri yang berada di serambi dan timur masjid al faruq lantai satu ketika mujahadah belum bisa mengikuti secara maksimal, karena keadaan tidak kondusif dan keterbatasan media (sound sistem). Tanggapan dari salah seorang santri tentang perubahan ini, “tidak ada masalah, oke-oke wae kok, pokok’e sami’na waatho’na aja lah. Lan kabeh kui kan ibadah, sing penting kabeh mau kudu ibtighooan li mardlotillah”.

Malam jum’at pon dilihat dari sejarah, menurut paparan dari bapak-bapak pengurus merupakan kegiatan “warisan dari bapak Kiai Asyhari Marzuqi”.yakni kegiatan tersebut bentukan dari bapak yai sendiri. Dalam sambutan bapak PSDM komplek mahasiswa PPNU pa menyampaikan : “kegiatan amalam jum’at pon merupakan kegiatan paten yang tidak mungkin dirubah, karena kegiatan warisan dari bapak Yai”. Maka pengurus tidak kuasa dalam merubah tatanan yang sudah mapan dari sejak almaghfurlah masih hidup. Sampai-sampai dalam suatu kesempatan bapak yai berpesan agar seluruh santri mengikuti kegiatan tersebut dan diharap tidak memiliki kegiatan selain mujahadah, berbeda dengan malam jum’at wage yakni malam jum’at sholat tasbih, kegiatan malam jumat tersebut buah karya usulan dari bapak-bapak pengurus yang di sepakati oleh bapak yai, tutur bapak ketua III PPNU pa. Sudah wajar dan memang seharusnya warisan tersebut untuk selalu di jaga serta di lestarikan, oleh sebab demikian bapak – bapak pengurus akan konsisten dalam mengistiqomahkan malam jum’at pon, kata bapak ketua umum PPNU pa.
Suatu budaya memang hal yang sangat riskan bila di goncang dengan peradaban baru, tanpa duduk di bicarakan dan kesepakatan bersama. Sebab nurul ummah terdiri dari berbagai komponen kesatuan yang seutuhnya. Dimisalkan permasalahan ini seperti kejadian yang menimpa tatkala wafatnya kekasih Allah, yakni Muhammad SAW terhadap para shohabatnya. Gambaran dari salah satu santri PPNU pa yang enggan disebutkan namanya.
Tentu dalam masalah terdapat problem solving yang menyelesaikannya, maka dari berbagai elemen mengaharap permasalahan ini segera di pecahkan guna tidak menyakiti, mengganggu kemaslahatan dan kenyamanan salah satu komponen PPNU yakni para santri. Tidak terganggu belajarnya. Maka dalam sebuah wacana di gambarkan : “kemarahan tidak akan pernah mampu menyelesaikan masalah, akan tetapi duduk ngobrol bareng yang di sertai kepala dingin itu solusinya”. Kami (santri) berharap kedepan Nurul Ummah menjadi pondok yang damai dan mampu mencetak generasi berintelektual yang mampu tantangan, tuntutan, disertai mengaplikasikan ilmu yang telah di tanam di Nurul Ummah. (faz,aku).

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© KORAN NURMA | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger