Kilas Peristiwa - Duka di Pojok Pesantren

Tepatnya Senin, 28/06 pagi hari mobil carry merah milik Pp. Nurul Ummah terkena musibah ketika akan menjemput Romo Kyai Muslim Nawawi di ngrukem untuk mengisi pengajian tafsir maroghi sebagaimana biasanya. Musibah ini terjadi tepat di perempatan lampu merah daerah Tembing. Dengan mobil yang dikendarai oleh salah seorang pengurus dan ditemani salah seorang santri Pa. yang bernama Budi.


Ketika team kurma berbincang dengan salah seorang santri yang biasa dipanggil kang Budi, sekaligus orang yang ada di tempat kejadian saat itu, tepatnya didalam mobil, dia menjelaskan kronologi kejadian bermula dari ketika mobil carry merah yang mereka kendarai berhenti karena lampu merah, kemudian ketika sampai pada lampu hijau, bersamaan dengan jalannya mobil hendak belok kearah barat, meluncur dari lawan arah yaitu arah selatan sebuah sepeda motor yang di kendarai oleh Bpk. Soekarno asal Pleret, Bantul yang membawa beras di jok belakang motor beserta isteri yang ditumpangkan diatas beras dengan kecepatan tinggi yang tak terkontrol hingga motor menabrak keras mobil carry merah yang mengakibatkan kaca depan mobil pecah, dengan pengendara motor yaitu Bpk. Soekarno dan isteri luka-luka. Tidak ada korban tewas di tempat pada saat itu, hingga beberapa saat kemudian dari kepolisian setempat datang beserta ambulan yang mengantarkan korban sampai PKU terdekat. Namun sayang dari pihak PKU tidak bisa menangani Luka Bpk. Soekarno karena memang lukanya sangat serius dan membutuhkan perawatan yang lebih intensif, ahirnya alternatif yang tepat pada saat itu beliau dibawa ke RS. Betesda. Namun empat hari kemudian beliau pulang ke rahmatullah di RS. Betesda, setelah sempat di operasi, tepatnya pada hari sabtu, 3/7, dengan perwakilan sebagian santri ikut takziyah ke rumah keluarga almarhum.


Hingga sekarang ini, mobil carry merah itu masih berada di Polres Bantul, dengan biaya kerusakan diperkirakan 10 juta, biaya pengobatan ibu yang patah tulang kaki kanannya berkisar 17 juta, sedangkan biaya Bpk. Soekarno mencapai 10 juta, belum dengan biaya operasi yang diperkirakan 30-40 juta, hal ini dikatakan oleh beliau Ust. Suparmin ditengah-tengah kesibukannya di depan laptop ketika team kurma mengunjungi Poskestren, beliau nsebagai salah satu pengurus yang ikut mengurusi masalah ini. Beliau juga menambahkan dalam masalah pembiayaan ini ada 3 poin: pertama, pengambilan kendaraan di polres, kedua, perbaikan kendaraan, ketiga biaya pasien atau korban. Poin pertama dan poin kedua dikenakan dan diurus bagi masing-masing pihak yang bersangkutan. Sedangkan poin yang ketiga ini belum sampai pada titik kesepakatan antara kedua pihak. Dari pihak pondok sendiri sudah menawarkan dua alternatif, ketika jumlah biaya pengobatan kurang dari atau sampai 50 juta, dari pihak pondok siap menyumbang 15% nya. Namun ketika jumlah biaya keseluruhan pengobatan lebih dari 50 juta, dari pihak pondok hanya akan menyumbang 7,5 juta. Hal ini didasarkan pada rasa kemanusiaan dari kita pihak pondok yang merasa tidak bersalah dalam insiden senin pagi itu, karena motor itu yang melanggar lampu merah, hal ini senada dengan kang Budi ketika menceritakan kronologi kejadiannnya. Namun hal ini ditangkap lain oleh pihak keluarga korban, karena dari pihak keluarga tidak mau disalahkan, dengan dalih mobil carry merah lah yang melanggar lampu merah. Sampai awalnya pihak keluarga minta pembiayaan kepada pihak pondok 100%, kemudian 70%, yang terahir 60%, namun belum disepakati juga. Sampai ahirnya hari minggu, malam senin kemarin ketika kelas 2 wustho dialihkan diniyahnya di rumah keluarga Bpk. Soekarno dalam rangka tahlilan, pihak keluarga juga menyinggung masalah kelanjutan nego yang sempat tertunda dengan pembiayaan yang harus ditanggung pondok 60%, namun dari pihak pondok belum bisa memberikan jawaban saat itu juga karena harus konfirmasi dan dirembug lagi dengan pengurus-pengurus yang lain, dengan hasil ahir sampai sekarang ini belum adanya kesepakatan dari pihak keluarga maupun pondok dalam rangka pembiayaan Rumah sakit.


Pak parmin menambahkan bahwa hikmah dari musibah ini pertama yaitu sebagai cobaan sekaligus teguran agar kita selalu berhati-hati, kedua barangkali ini salah satu jalan dalam rangka menjalin ikatan silaturahim dengan keluarga korban, yang ketiga pastinya semua itu dari yang maha kuasa, dengan rahasia-Nya yang tidak akan pernah kita ketahui sebelumnya, kemudian diikuti dengan senyum lembut mengembang khas beliau sekaligus mengahiri pembicaraannya.(KFC/ANDI)

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© KORAN NURMA | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger