BERITA UTAMA - ARUS MASUK SANTRI BARU


Seperti lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya, Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri pun ramai dengan para pendaftar baru. Arus masuk mulai ramai bersamaan dengan adanya Tahun Ajaran Baru, baik bagi santri pelajar maupun santri mahasiswa.



Dari tahun ke tahun bisa dipastikan lebih dari 70 santri baru yang mendaftar. Sampai saat ini, baru sebagian kecil yang sudah masuk dalam rekapitulasi. Biasanya arus masuk akan lebih santer ketika dari kampus sudah ada Pengumuman Ujian Penerimaan atau biasanya menjelang OPAK. Hal ini dikarenakan memang kebanyakan para santri adalah mahasiswa. Selain itu, para mahasiswa (yang telah diterima di kampus masing-masing) juga bisa memastikan pondok mana yang menjadi pilihan dan yang lebih dekat dengan kampus, begitu ungkap ibu Zulfa, salah seorang ibu pengurus yang berasal dari Bantul.
Santri yang mau mendaftar harus melalui beberapa prosedur. Di antaranya harus disertai dengan wali santri, sowan pada ibu Nyai, dan melakukan administrasi. Dari pengurus sendiri telah mengadakan jadwal piket menerima tamu. Biasanya dari pihak pengurus akan menerangkan dengan gamblang berkaitan dengan apa yang ada di pesantren. Selain itu, juga telah disediakan beberapa paket buku ( Meliputi: Barzanji, Biografi Almaghfurlah “Mata Air Keikhlasan, buku perizinan, dan beberapa lembar lampiran UUP), kotak sabun, serta seragam dan kerudung diniyah MDNU. Semua paketan tersebut sudah masuk dalam pembayaran administrasi awal.
Alfi, salah seorang calon santri baru asal Pati, mengatakan ”Saya memilih mondok di sini karena administrasinya terjangkau dan tidak memberatkan,hee...”. Memang benar, diungkapkan pula oleh salah seorang santri takhossus asal Joli (Jogja Asli) ketika didatangi kru redaksi “Masak iya sih, uang pendaftarannya cuma Rp 303.000,- dan uang shodaqoh Rp 200.000,-. Selain ituu, hanya dengan membayar sebesar Rp 122.500,- per bulan, kita sudah mendapatkan dua kali makan, murah meriah bangeetss...”.
Memang, hanya Nurul Ummah yang tidak ada komersialisasi pendidikan, para pengurus mengabdi pada pondok dengan khidmat dan tanpa pamrih sedikitpun. Kalau masalah biaya memang tidak memberatkan. Tapi bukan berarti setiap santri yang nyantri di sini hanya dengan alasan karena ekonomis-nya. Banyak juga yang benar-benar mempunyai niat ber-ta’allum. Karena dirasa Nurul Ummah merupakan pesantren yang masih mempertahankan kesalafiyahannya, dibanding dengan pesantren-pesantren lain yang ada di wilayah Jogja.
Dalam menerima santri baru, Nurul Ummah tidak membatasi batas maksimal. Semua santri yang akan mendaftar mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk mendaftar dan melanjutkan niatnya untuk mengkaji ilmu-ilmu agama (Dirasah Islamiyah). Setelah santri tersebut resmi diterima, dilanjutkan oleh Sie. Humas untuk menempatkan di kamar-kamar yang sekiranya kapasitasmya masih muat. Bahkan kapasitas perkamar dari komplek Hafsah mencapai 16 sampai 20 orang. (Wuuiiich.. buseeet...). Begitu pula dengan komplek Darussalam dan Aisyah. Hanya saja kalau komplek Aisyah lebih banyak selo-nya dibanding dua komplek yang lainnya.
Meskipun murah meriah, tapi Nurul Ummah tidak mau kalah dengan lembaga pendidikan non formal lainnya. Ia tetap mempertahankan kualitas keilmuannya. “Pokok’e mbayar syahriyahe ojo nganti ngluwehi pondok-pondok liyane” begitu ngendikane Almaghfurlah, yang disampaikan oleh ibu Isyati selaku ketua I PPNU PI. (Laa)

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© KORAN NURMA | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger