MUTHOLA'AH

AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR


“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar merekalah termasuk orang-orang yang beruntung” ( Ali Imron : 105 )

Tersebut dalam surat Ali Imron di atas, bahwa kita sebagai orang Islam dianjurkan bahkan wajib untuk menjalankan amar ma’ruf nahi munkar. Mengajak orang lain untuk menjalankan kebaikan adalah perbuatan yang mulia .Kita memang di anjurkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, namun bukan berarti membiarkan orang lain berpangku tangan terbelenggu dalam keburukan sedangkan kita terus berbuat baik. Membiarkan orang lain pulas dalam tidurnya sedangkan kita semalam suntuk beribadah. Mengajak orang berbuat baik sama sekali tidak ada ruginya ataupun mengurangi pahala dari kita justru kita akan mendapatkan pahala bagian dari ajakan kita.

Alangkah indah dan damainya dunia ini jika semua orang tunduk pada ajaran agama dan tidak ada kemunkaran.Oleh karena itu Allah SWT menganjurkan bahkan mewajibkan umat Islam untuk saling mengingatkan apabila melihat kemunkaran. Dalam kitab Riyadus Sholihin disebutkan bahwa Rosullulah pernah bersabda:

“Siapa saja diantara kalian melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya. Apabila ia tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, dan apabila ia tidak mampu maka rubahlah dengan hatinya dan itu ialah paling lemah-lemahnya iman.”(HR.Muslim).

Dari hadis tersebut disebutkan tingkatan-tingkatan dalam mencegah kemunkaran.Apabila melihat kemunkaran cegahlah dengan menggunakan tangan, ini mungkin terlaksana apabila kita mempunyai kekuasaan. Namun apabila kita tidak mampu untuk itu maka cegahlah dengan lisan, pelan-pelan dengan memberikan nasihat yang baik dan jangan sampai ucapan yang di berikan melukai hati. Tahap yang merupakan selemah-lemahnya iman apabila kita juga tidak kuasa dengan lisan maka cegahlah dengan hati. Berjanji kepada diri sendiri untuk tidak mengikuti kemunkaran itu dan mendoakan agar pelakunya diberi keinsyafan serta ampunan.

Terdapat suatu tantangan untuk mencegah suatu kemunkaran. Banyak diantara kita yang merasa dicampuri urusannya, jika diingatkan merasa tidak memiliki kebebasaan, dan selalu diawasi. Bahkan, jika cara mengingatkannya dengan kata-kata yang kasar dan menyakitkan malah akan menimbulkan suatu kebencian. Mengingatkan kemunkaran harus hati-hati, sabar, dan kita juga harus meninggalkan apa yang telah kita larang, karena akan lebih buruk jika orang yang menganjurkan atau menetapkan suatu aturan tapi malah melanggarnya (jarkoni).

Namun jangan disalah artikan, bukan berarti akan lebih baik jika kita diam saja. Tidak mengajak suatu kebaikan bahkan tidak melarang suatu kemunkaran. Dari Hudzaufah r.a. dari Nabi Muhammad saw, beliau bersabda : “ Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamannya, seharusnyalah kalian menyuruh untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan yang munkar, jika tidak sungguh Allah akan menurunkan siksa kepada kalian, kemudian kamu berdoa kepadanya, tetapi ia tidak mengabulkan doamu.” (HR. Tirmidzi). Allah akan mengazab suatu kaum yang membiarkan kemunkaran. Yang akan terjadi adalah kemunkaran di mana-mana dan tidak akan aman suatu negeri yang penuh kemunkaran. Bayangkan, apa jadinya suatu negara atau dalam kelompok kecil, masyarakat, jika di dalamnya hanya ada orang yang berbuat maksiat tanpa ada yang mengingatkan dan tanpa ada yang mengajak kepada kebaikan.


Untuk itu, mari kita tingkatkan amar ma’ruf nahi munkar dalam kehidupan ini. Apabila diri kita yang mendapatkan ajakan ataupun peringatan jangan diabaikan atau malah merasa tidak bebas dan bahkan menimbulkan rasa benci. Na’udzubillah. Sehingga dengan begitu ada timbal balik yang baik sebagai tiang untuk menegakkan panji-panji ke-Islaman. Wallahu a’lam bishawab.(Lea/Nhj)

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© KORAN NURMA | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger