Misteri ‘pemisah dua laut’



Al-Quran merupakan kitab suci umat islam yang diakui kehebatannya dalam mengungkapkan ilmu pengetahuan. Penemuan ilmu pengetahuan tahun 1872-1876 tentang adanya ‘pemisah dua laut’ telah lebih dulu dituangkan dalam Al-Quran beratus tahun sebelumnya. Surah Al-Furqon (25):53 menjelaskan, Dan Dia (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), ini tawar lagi segar, dan yang lain asin lagi pahit, dan Dia jadikan diantara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.
Ini berarti bahwa ada pemisah yang diciptakan Allah pada lokasi-lokasi bertemunya laut dan sungai itu? Nah, apa yang dimaksud pemisah itu?
Secara sepintas ada yang berpendapat bahwa pemisah yang dimaksud adalah diciptakan oleh Allah laut lebih besar dan banyak airnya dari sungai,dan pada saat yang sama di lokasi-lokasi pertemuan laut dan sungai itu, laut diciptakan dalam posisi lebih rendah dari sungai, sehingga ia tidak dapat bercampur dengan air sungai, sedangkan air sungai karena lebih sedikit dari air laut, walaupun posisinya lebih tinggi, ia tidak dapat menjadikan air laut itu tawar dan segar.
Pendapat ini kemudian dikaji ulang mengingat Al-Quran telah menginformasikan bahwa tuhan melakukan apa yang diistilahkan-Nya dengan ‘maraja al-bahrain’, dan bahwa antara laut dan sungai ada ‘barzakh’ dan ‘hijran mahjûrâ’. Kata ‘maraja’ berarti bercampur, atau terombang-ambing. Kata ‘hijr’ memiliki makna halangan, atau penyempitan, sedangakan kata ‘mahjûrâ’ berarti sesuatu yang terhalang. Maka ‘hijran mahjûrâ’ berarti suatu halangan yang menjadikan apa yang terdapat disana (makhuk hidup) terhalang untuk dapat keluar dari luasnya laut. Penggunaan kata ‘’adzbun furât’ yang tanpa penghubung ‘dan’ menunjukkan bahwa air itu benar-benar tawar dan segar sedang yang lain benar-benar asin yang sangat pahit.Pembahasan ini berarti mengecualikan air yang setengah asin ataupun setengah segar. Allah juga menyebut kata ‘barzakh’ (pemisah) dimana ia berfungsi sebagai penghalang bagi kedua jenis air itu agar tidak bercampur sama sekali. Lalu apa ‘barzakh’ ini?
Pada 1873, para pakar kelautan yang menggunakan kapal ‘Challenger’ menemukan perbedaan ciri-ciri laut dari segi kadar garam, temperatur, dan jenis makhluk hidupnya. Tahun 1948 mereka menemukan bahwa sangat jelas adanya batas-batas air di Laut Tengah yang panas dan sangat asin, dan di Samudra Atlantik yang temperaturnya dingin dan kadar garamnya rendah. Batas itu juga terlihat di Teluk Aden dan Laut Merah. Maka dinamakanlah daerah jenis itu dengan mixed water (daerah barzakh). Adapun area yang jauh dari mixed water area itu tingkat air seragam adanya. Garis pemisah atau barzah yang memisahkan lapisan atas dan bawah itu berupa daya tarik stabil  yang terdapat pada kedua tingkat sehingga menghalangi percampurannya. Fenomena inilah yang dimaksudkan Al-Quran dengan ‘hijran mahjûrâ’. Subhanallah.(emil)

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© KORAN NURMA | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger