KORMA_Sabtu, (20/11). Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar walillaahilhamd……
Suara takbir berkumandang saling sahut menyahut, menyeru asma Allah SWT. Ya, begitu pula di Masjid al- Faruq PP. Nurul Ummah di pagi hari (17/11) yang cerah. Adanya perbedaan penetapan waktu hari raya Idul Adha di Indonesia, di mana ada yang merayakan di hari Selasa (16/11) dan ada yang hari Rabu (17/11), tidak membuat semarak hari kurban itu berkurang.
Shalat Idul Adha di Masjid al-Faruq dilaksanakan pukul 06.30 dan diimami oleh Bapak Muhammad Baehaqi. Setelah shalat dilanjutkan dengan khutbah, dalam khutbah Idul Adha yang mengambil tema pengorbanan, mengajarkan kepada kita tentang cinta dan pengorbanan Nabi Ibrahim, ketabahan Siti Hajar dalam pengasingan dan gersangnya sahara kehidupan, dan totalitas cinta pada orang tua dan Tuhan yang diajarkan Nabi Ismail. Usai sholat, para jama’ah membaca tahlil dan ditutup dengan mushofahah. Setelah itu, para santri makan pagi bersama dengan menu spesial yang telah disiapkan oleh panitia.
Bertepatan dengan hari libur pondok, sekolah, dan kampus membuat banyaknya santri yang mudik ke kampung halaman untuk merayakan hari raya Idul Adha di rumah masing-masing bersama keluarga. Di pondok putri, jumlah santri yang masih bertahan di pondok dan merayakan hari raya hanya sekitar 70-an, dan itupun masih ada yang pulang pergi serta ada pula yang bermalam di tempat temannya. Siti Maidah, selaku ketua panitia kurban pi menuturkan, “Jumlah santri untuk tahun ini lebih sedikit daripada tahun yang lalu, hal ini disebabkan bertepatan dengan libur sekolah dan libur kampus.”
Sementara itu, ketua panitia putra, Anton Prasetyo menuturkan bahwa jumlah hewan kurban tahun ini cukup memuaskan, yaitu 1 ekor sapi dan 7 ekor kambing. Di samping itu juga puluhan kilogram daging serta kepala sapi juga menambah banyaknya daging yang dikelola Panitia Kurban Nurul Ummah. Keberhasilan tersebut merupakan berkat semangat dan kerja keras panitia yang sudah menyiapkan jauh-jauh hari. “Kang Fatkhurrahman selaku Koordinator Pendanaan cukup proaktif dalam mengupayakan keberadaan hewan-hewan kurban,” terangnya.
Anton menambahkan, pada panitia kurban tahun ini sebenarnya mengupayakan setidaknya dapat 2 ekor sapi. Keserasian pihak panitia dengan sesepuh pun terbina dengan baik dan memungkinkan untuk mendapatkan 2 ekor sapi. Hanya saja karena keadaan sedang ada bencana erupsi Gunung Merapi, para shahibul kurban banyak mendistribusikan hewannya untuk para korban bencana.
Rasa semangat tidak hanya dilakukan oleh seksi pendanaan saja, melainkan semua panitia. Dalam kerjanya terdapat panitia putra yang harus dilarikan ke PKU Muhammadiyah untuk dijahit karena terkena pecahan kaca (beling).
Dinikmati
Hasil penyembelihan hewan kurban sangat dinikmati oleh santri putra dan putri yang tetap berada di pondok. Seperti tahun-tahun sebelumnya, acara “nyate bareng” adalah kegiatan yang paling ditunggu-tunggu. Siang itu juga, di pondok putri bagian belakang yang semula dijadikan tempat parkir, disulap menjadi area pembakaran sate. Begitu juga di pondok putra, tempat parkir di jadikan tempat untuk pembakaran sate. Panitia dibantu dengan para santri menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Asap pun mengepul, membuat semerbak aroma sate daging kurban kemana-mana. Walaupun air mata yang menetes karena serbuan asap, para santri tetap merasa gembira dengan suasana tersebut, di mana kekompakan dan kerukunan serta rasa solidaritas sangat terasa sekali dirasakan. Seperti penuturan Lia, santri pelajar asal Banyuwangi yang merayakan hari raya di pondok, saat ditemui Kru KORMA,”Wah, enakan hari raya Idul Adha di pondok mba, bisa nyate bareng teman-teman, dan lebih seru daripada di rumah!”
Terakhir kalinya panitia mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Bantuan-bantuan tersebut sangat berarti bagi keberhasilan kepanitiaan kurban tahun ini. (Ima)
1 komentar:
Wedhus gembel nurma mank mak nyuss.. :)
Posting Komentar