opini

Refleksi Berlalunya Tahun dan Awal Tahun
MENCARI MAKNA

Berlalunya tahun 2007 bagi sebagian orang bisa menjadi kenangan tersendiri. Ada yang merasa sedih, senang, tapi ada pula yang biasa-biasa saja. Bagi yang merasa sedih, mungkin saja karena terlalu banyak permasalahan, sehingga berlalunya tahun 2007 memberi harapan cerah, moga lebih baik. Bagi yang merasa banyak susahnya mungkin saja karena sepanjang tahun itu banyak kisah romantis yang dialami. Mugkin saja dalam hidupnya selalu mendapatkan harapan-harapan yang selalu terkabulkan. Bagi yang biasa-biasa saja mungkin karena dalam hidupnya tidak ada yang perlu dikagumi, seperti aliran air yang mengalir kehulu setiap saat, hampa!
Ada yang baru saja ulang tahun. Ada yang baru berbunga-bunga karena pinangannya menerima. Ada yang hatinya berdesir-desir karena baru dekat. Adanya sedang nelongso karena merasa gagal membina rumah tangga. Ada yang khawatir karena baru menginjak remaja. Ada yang hampa karena tak tahu harus berbuat apa.
Apapun kisah dalam hidup kita selama setahun yang lalu, setidaknya tahun yang telah berlalu itu bisa menjadi tahun introspeksi, sudah sejauh mana hidup kita, sudah dimana perjalanan kita sekarang, apa tujuan kita mengarungi detik-demi detik perjalanan hidup ini. Sudahkah hidup kita sesuai dengan tujuan kita? Atau mungkin kita tak punya tujuan??? Bagaimana angapan kita terhadap tahun lalu, tergantung persepsi kita sendiri. Tahun lalu bisa dikatakan tahun keberuntungan atau tahun kebuntungan. “Tidak ada tahun yang buruk, yang buruk tak lain hanya bayang kita”, ungkapku dalam hati.

Setahun lalu saya pernah jalan-jalan ke Maliboro, tempat yang konon menjadi pusat perbelanjaan teramai di Jogjakarta, naik sepeda, ngontel kata orang Jogja, ngliring kata orang Sumatra. Trompet mengalu-ngalu di kuping saya. Saat lima cewek meniupkan terompet di telinga saya, saya kaget! Kaget bukan karena kuatnya suara terompet yang memekakkan telinga, tapi kaget karena tak menyangka cewek-cewek sampai berani seperti itu! Saya sebagai seorang lelaki pesantren tentu terkaget-kaget. Entah yang lain, tentu akan beda, tapi mungkin saja sama.
Bagaimana menatap masa depan kita? Gampang atau sulit, mudah atau susah, bermakna, atau hampa, tergantung diri kita. Nasib seorang tergantung usahanya, kata Allah swt. dalam firmannya. Bila kita berusaha, tentu harapan yang diinginkan akan didapat! Tapi berusaha saja tidak cukup! Harus diimbangi dengan niat dan I’tikat yang kuat, komitmen! Saya harus bisa! Maka saya akan bisa! Luruskan niat dan tujuan. Yah, niat penting, karena dengan niat, tujuan akan tercapai. Tanpa niat dan tujuan kita hanya akan berjalan tanpa arah, beruntung kalau tersesat dijalan yang benar plus menguntungkan, tapi kalau tersesat kepada ketidak pastian dan merugikan, naudzu billahi min dzalik! (mid)

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© KORAN NURMA | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger