Korma/laput/03/1/2008
KOMPLEK E DAN BAHASA ASING
KOMPLEK pelajar putra dipisahkan dengan komplek mahasiswa kira-kira empat tahun yang lalu. Alasan pemisahan mungkin saat itu komplek mahasiswa sudah padat. Tidak cukup lagi menampung seluruh santri. Dan juga, dari segi umur, mahasiswa dan belajar berbeda. Ini berpengaruh pada pola pikir. Dikhawatirkan, kalau mahasiswa digabung dengan pelajar, pelajar akan dewasa pada saat belum waktunya.
KOMPLEK E DAN BAHASA ASING
KOMPLEK pelajar putra dipisahkan dengan komplek mahasiswa kira-kira empat tahun yang lalu. Alasan pemisahan mungkin saat itu komplek mahasiswa sudah padat. Tidak cukup lagi menampung seluruh santri. Dan juga, dari segi umur, mahasiswa dan belajar berbeda. Ini berpengaruh pada pola pikir. Dikhawatirkan, kalau mahasiswa digabung dengan pelajar, pelajar akan dewasa pada saat belum waktunya.
Asrama pelajar dipindah di sebelah tenggara pondok pusat. Kalau dari pondok selatan, terus ke utara, perempatan pertama setelah MANU, belok ke timur. Kira-kira seratrus meter, di sanalah komplek pelajar.
Sejak dipisahkan, memang ada tujuan khusus untuk komplek pelajar. Tujuan khusus itu ialah pengembangan bahasa asing khusus untuk pelajar. Sejak pisah dengan komplek mahasiswa, program bahasa asing dimulai. Yaitu bahasa Arab dan Inggris. Dengan SDM seadanya, program bahasa asing pada waktu itu digalakkan. Guru yang terbatas, sarana terbatas begitupun murid, otak tidak terlalu tok cer.
Namun dengan semua keterbatasan itu, para Founding Fathernya bahasa asingnya komlek E tidak pernah menyerah. Tetap semangat men! Tiap selesai shalat isya’ langsung kegiatan bahasa. Shubuh walaupun dengan ngantuk-ngantuk tetap kegiatan bahasa. Setelah ngaji diniah sore, ada sorogan bahasa. Bahasa, bahasa, dan bahasa.
Layaknya laut, mesti ada pasang surut. Begitupun kegiatan bahasa di Komplek E. kadang gurunya sibuk atau keluar. Ini membuat lesu kegiatan bahasa. Bahkan sesekali vakum sama sekali. Namun tidak untuk selamanya, kegiatan bahasa bangkit lagi.
Beberapa Founding Father bahasa di komplek E seperti MR. Slamet Riyadi, Mr. Bejo, MR. Basith Rustami, Mr. Ainul Farihin I, Ainul Farihin II dan santri awal lomplek E. mereka berjuang sekuat tenaga. Berkorban waktu dan pikiran.
Hingga saat ini, kegiatan bahasa di komplek E tetap eksis. Dikelola oleh para Alumni SLTA seperti MANU, SMA 5 dan SMA 8 dibantu dengan pengurus inti. Kalau sesekali datang ke Komplek E, di sana akan ditemukan triplek-triplek yang di tempelkan di dinding, pohon, pagar, di pintu kantin, di tempat wudhu bahkan di Mushalla. Di triplek-triplek itulah ditulis nama-nama benda tersebut dalam bahasa Arab dan Inggris. Cool man!
Jerih payah Founding Father bahasa asing Komplek E tidak sia-sia. Banyak santri komplek yang sudah sukses dalam bidang bahasa. Banyak yang menjadi juara debat bahasa Inggris tingkat SMA se-DIY, juara mengarang bahasa Inggris se-DIY, juara pidato bahasa Arab, pidato bahasa Inggris apa lagi. Bahkan ada santri komplek E yang berhasil menjadi siswa pertukaran pelajar ke Amerika beberapa waktu yang lalu. Luar biasa! Bukan biasa di luar.
Dan menurut kabar, ketika salah satu santri komlek E beriniasial B, masuk univearsitas, langsung dipilih menjadi koordinator bahasa asing unit kegiatan bahasa di kampusnya. Tapi si santri menolak, takut tidak bisa mengkoordinir anggota, soalnya tidak punya HP. Hari gini ga’ punya HP!
Semua keberhasilan ini tidak lepas dari payah founding father tadi. Usaha yang tidak kenal menyerah, itulah kuncinya. Keberhasilan ini diharapkan tidak hanya terjadi di Komplek Pelajar Putra, namun juga pelajar Putri Nurul Ummah bahkan santri Mahasiswa. Karena kita adalah satu keluarga, bangun dan berdiri bersama. Kami tunggu aksimu. [] Qom
Posting Komentar