Founding Fathers Hilang, MTs NU Guncang?

PP. NU (KorMa)_Dua founding fathersnya MTs NU diterima menajdi dosen. Yaitu kepala sekolah MTsNU bapak Ali Muhdi yang juga mantan lurah pondok diterima sebagai dosen di STAIN Purwokerto dan Wakamad Kesiswaan Bapak Sigit Purnomo diterima sebagai dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka).

Sebuah berita gembira bagi pihak MTsNU. Patut dibanggakan, ternyata sekolah sekelas MTsNU yang baru seumur jagung guru-gurunya sudah luar biasa. Tingkat dosen men! Tapi bersamaan dengan kebahagiaan itu, mereka harus merelakan kehilangan sesepuh mereka. Seperti yang dikatakan Mahnaria, siswa kelas IX asal Lampung, “Sedih sih, sebenarnya keberatan, tapi mau gimana lagi.” Ketika ditanya soal siapa yang patut menggantikan bapak Ali, menurutnya “bapak Muhammad Lukman (Banyuwangi-red) itu lebih cocok, soalnya ia kelihatan agak paling sepuh, tuturnya.”

Sahlul Muna, siswa kelas IX asal Magelang, juga tidak jauh berbeda dengan Ria. Menurutnya, mungkin dengan tidak adanya bapak Ali atau bapak Sigit mengakibatkan perubahan yang signifikan di MTs NU, katanya. “Masalah pak Ali dan pak Sigit adalah orang penting MTsNU. Apalagi pak Ali orangnya baik, murah senyum, kalau siswa yang nakal selalu diingatkan langsung. Pak Ali adalah leader profesional dan bertanggung jawab. Kita kehilangan tokoh utama yang berperan penting di MTs.” Ketika ditanya siapa yang cocok jadi pengganti pak Ali, katanya kalau bisa pak Muhaimin. Loh pak Emen! Kan kepala MDNU?

Sementara pak Sigit ketika ditemui di ruang kerjanya mengklarifikasi masalah ini. Menurutnya, setelah dia diterima menjadi dosen di UIN suka bukan berarti kepas dari MtsNU. Ia tetap akan mengabdi di MtsNU, akan tetapi jam ngajarnya di sekolahan itu agak berkurang karena harus menjadi dosen. Pak sigit melanjutkan, di sinilah istilahnya bukan pengunduran diri, tapi Pengganti Antar Waktu (PAW). Untuk sementara karena kepala sekolahnya tidak bisa aktif seperti biasanya, maka dicarikan pengganti. Sementara itu bapak Ali Muhdi mulai awal Februari 2008 tidak bisa lagi di MTsNU karena harus pindah ke Purwokerto.

Bagaimana dampak pergantian ini terhadap intansi MtsNU sendiri? “Mungkin tidak ada, semuanya berjalan seperti biasanya”, jelas pak Sigit. Hal ini juga dikuatkan oleh bapak Ali Muhdi sendiri. Tidak akan ada guncangan karena di MTsNU setiap pengurus diberikan wewenang untuk mengambil keputusan. Kalau ada kran, ya kebijakan diambil oleh bagian pengadaan sarana dan Prasarana. “Saya hanya sebagai mediator,” kata pak Ali Muhdi. Mungkin anak-anak merasa kehilangan sebentar. Tapi di MTsNU sudah ada guru-guru yang sudah dekat dengan siswa seperti pak Lukman, pak Khairudin, pak Wahab dan lain-lain.

Sementara itu bapak Muhammad Lukman (Banyuwangi) yang kabarnya menjadi calon pengganti kuat mengungkapkan hal senada. Menurutnya, dengan pindahnya kedua orang tersebut semuanya tetap berjalan seperti biasanya. Tidak ada yang berubah. Begitupun pula ibu Nurul Aini, guru Ekonomi MTsNU, merasakan hal yang sama, tidak ada yang berubah. Apalagi goncangan, semuanya sudah terkontrol. Semuanya sudah diantisipasi.

Mengenai pengganti setelah pak Ali Muhdi, itu dipilih oleh pihak yayasan dan Dewan Suro. Tapi ada salah satu syarat yaitu harus orang dalam (MTsNU-red). Untuk sementara ini, untuk kandidatnya masih belum pasti dan belum bisa disebutkan namanya. Akan tetapi menurut bapak kiai Jalaluddin dan beberapa dewan suro bahwa yang layak menjadi pengganti kepada MTsNU adalah banyak disukai oleh orang dalam MTsNU sendiri dan memenuhi memenuhi syarat, tanpa merinci syaratnya lebih lanjut.

Menurut beberapa sumber yang kuat, untuk sementara kandidat terkuat adalah ketua TU, yaitu pak Muhammad Lukman dan ketua pengadaan sarana dan prasarana bapak Khairuddin. .
Mengenai perubahan, mungkin yang berubah hanya jam pelajaran, pak Sigit jam terbangnya berkurang dan pak Ali untuk sementara tidak ada jam ngajar. Tapi untuk kurikulum tetap seperti biasa.
Walaupun pak Ali Muhdi sudah meninggalkan MTs NU pada awal Februari, beliau akan tetap mengadakan kontrol dengan pihak MTs. Sekarang kan jaman modern, apa susahnya, tingggal pencet nomor, nyambung. Semoga MTsNU tetap josss. Amin! []Qo_mr

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© KORAN NURMA | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger