MUTHOLA'AH KITAB

Ilmu Bermanfaat Penyelamat Umat

Berapa lama kita belajar.............?

Berapa tahun kita mengenyam bangku pendidikan ........?

Berapa lama waktu yang kita luangkan untuk membaca......?

Tetapi, seberapa besar pengaruhnya kepada tingkah laku kita?

Sepintas mengenai pertanyaan diatas adalah sedikit gambaran tentang bab yang di angkat dalam edisi muthola’ah kali ini, yang penulis ambil dari kitab Ayyuhal Walad karya imam Ghozali...

Dalam surat Al-Kahfi ayat 110 Allah telah berfirman:

“ Barang siapa yang menghendaki untuk berjumapa dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan amal perbuatan yang sholeh“


Imam Ghozali menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan amal sholeh tersebut adalah perbuatan yang didasarkan pada keilmuan yang dimilikinya, sehingga dapat dikatakan bahwa ilmu tersebut menjadi ilimu yang bermanfaat bagi dirinya (membuatnya berperangai baik). Disebutkan pula dalam kitab Kifayatul Atqiya bahwa yang dimaksud ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang mernyelamatkan pemiliknya di dunia dan di akhirat (karena diamalkan sesuai dengan syariat).

Sedikit pemaparan dari Imam Ghozali pula bahwa inti dari ilmu adalah belajar dengan ketaatan dan melaksanakan ibadah sesuai tingkat keilmuannya. Jadi untuk mendapatkan ilmu (kepandaian) tak hanya dengan belajar akan tetapi juga dengan taat, patuh dan ridlo dengan apa yang disampaikan ustadz (pemberi ilmu), sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim, tentang tata cara belajar dan menuntut ilmu.

Semakin bertambah ilmu seseorang harusnya akan bertambah pula tigkat keimanan dan keyakinannnya tentang kuasa Allah, dengan begitu bertmbah pula rasa takut pada-Nya, yang akan berujung pada kehati-hatian kita dalan bertingkah laku dalam keseharian. Dengan cara belajar dan menta’ati gurulah kita bisa mendapatkan ilmu (keluar dari konteks laduni), karena beratnya proses mencari ilmu itulah Allah juga memberikan keistimewaan bagi orang yang berilmu diantaranya disebutkan dalam Al Qur’an

“dan Allah akan mengangkat orang-orang beriman di antara kalian dan orang-oramg yang berilmu beberapa derajat”,


Ada juga hadist Nabi “ seorang ahli ilmu lebih utama dari pada seribu ahli ibadah”

Serta disebutkn dalam Kifayatul Atqiya bahwa seseorang yang mati dalam keadaan menuntut ilmu dianggap sebagai mati syahid. Beberapa keutamaan diatas karena memang beramal tanpa berilmu akan memungkinkan kita untuk berbuat dosa. Contohnya, ketika kita berpuasa pada hari tasyrik, mereka ingin beribadah tapi karena tidak mengetahui ilmunya ibadah menjadi maksiyat yang berbuaah dosa. Orang bijak pun berkata bahwa dengan Islam hidup semakin indah, dengan iman hidup semakin terarah dan dengan ilmu hidup semakin mudah.

Untuk itu, yang pasti setelah proses yang panjang dalam pencarian ilmu kita takkan mau jika mendapat ilmu yang ecek-ecek (tak bermanfaat). Sehingga kita harus kembali menata niat untuk apa kita menuntut ilmu, dan apa tujuan kita dengan ilmu tersebut. Imam Al Ghozali menyebutkan dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, bahwa untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat, syarat bagi seorang pelajar (pencari ilmu) adalah :

1. Aqidah yang benar

2. Taubat nasuha

3. Mencari kerelaan hati dari orang-orang yang pernah bergaul dengannya

4. Mencari dan memahami ilmu syari’at (untuk mendekatkan diri kepada Allah)

Setelah ilmu kita dapat, maka kita harus menerapkannya dalam keseharian dan perilaku kita sebagai wujud syukur dan upaya mendekatkan diri pada Nya. Wallahu A’lam. (Anik, Rahma)

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© KORAN NURMA | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger