Mutholaah Kitab-Refleksi Diri Dalam Urusan Duniawi


Hasil pengajian dari kitab Risalatul Mu’awanah hlm. 27-28 pada pengajian kelas 3 B awaliyah yang diampu oleh Ust. Fatkhan anis.
Dikatakan dalam kitab Risalatul Mu’awanah karangan Sayyid Syarif Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Haddad al-Husaini, Sahabat Ali karromallahu wajhah menemukan enam perkara dalam dunia yang mungkin seringkali kita tidak menyadarinya, atau karena kita terlalu sibuk dengan urusan kita masing-masing yang bersifat duniawi sehingga menjadi tabir bagi kejernihan hati kita.

Sahabat ali menemukan enam perkara dalam dunia yang bisa kita jadikan ibrah, yang pertama Makanan, dikatakan bahwa makanan yang paling baik yaitu madu, sedangkan madu itu sendiri dari “kotoran lalat” atau yang sering kita tahu bahwa madu itu dari perut Lebah yang keluar dari tempat yang sama dengan kotoran lebah. Kedua Minuman, sebaik-baiknya minuman yaitu air putih, sedangkan air putih adalah air yang diminum oleh semua orang, baik orang Saleh maupun ahli ma’siat. ketiga Wewangian, sebaik-baiknya parfum yaitu minyak misik, sedangkan minyak misik itu terbuat dari darah kidang. Keempat Pakaian, adapun sehalus-halusnya pakaian yaitu yang terbuat dari sutera, sedangkan sutera itu terbuat dari kepompong yang akan menjadi kupu-kupu. Kelima Kendaraan, adapun kendaraan yang paling baik yaitu kuda, sedangkan kuda adalah hewan yang bisa membunuh seorang pemuda saat berperang pada zaman dulu. Keenam Nikah, adapun kenikmatan orang yang menikah yang menjadi tujuan orang awam yaitu tempat keluarnya kotoran (jalan depan) pada perempuan, kemudian beliau menambahkan dikatakan juga sebaik-baiknya perempuan berhias diri, ujung-ujungnya yang menjadi tujuan yaitu sesuatu yang demikian itu.

Sadar maupun tidak dan mau tidak mau hal itu memang benar adanya. Apakah selama ini kita mengetahui akan hal itu. kita juga bukan orang dungu yang tidak tau apa-apa tentang pengetahuan darimana bahan dasar madu itu, atau bahan dasar sutera, atau yang lainnya. Namun sering kali kita lalai dan terbuai dengan kenikmatan dzohirnya saja tanpa bisa mengambil ibrah atau pelajaran dibalik fenomena atau sesuatu yang ada dan tercipta di dunia ini.

Dari perkataan Sahabat Ali diatas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa segala sesuatu yang menarik yang ada di dunia ini pada hakikatnya adalah terbuat atau berasal dari sesuatu yang hina lagi dina, yaitu sesuatu yang selalu kita inginkan, sesuatu yang kita senangi, sesuatu yang sering kita sanjung-sanjung ternyata semuanya itu hanya fatamorgana. karena kenikmatan yang hakiki yaitu terdapat pada akhirat kelak. Untuk itu selama kita hidup di dunia sebaiknya tidak terlalu cinta pada dunia yang bersifat Fana’ ini.

Terlebih lagi kita yang tercipta sebagai makhluk yang sebaik-baiknya makhluk, yaitu Manusia, namun dikatakan dalam al-qur’an bahwa kita terbuat dari air yang hina (min maain mahiinin), lalu apa yang akan kita sombongkan dari diri kita di dunia ini, kita yang terbuat dari tanah yang dikatakan dalam logika iblis, api itu lebih mulia dari pada tanah karena tanah yaitu sesuatu yang rendah, yang di injak-injak lagi tercampur dengan kotoran. Lalu apa juga yang kita banggakan dari diri kita yang dibalik keindahan fisik kita hanya sesuatu yang menjijikan yaitu darah. Sekiranya sekedarnya saja kita dalam urusan dunia dengan mengedepankan urusan akhirat, karena segala sesuatu yang sifatnya duniawi jika kita niatkan Lillahita’ala (karena Allah ta’ala) akan bernilai ibadah sebagai bekal timbangan amal kita di akhirat kelak. Wallahu a’lamubisshowaab . . . (kfc)

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© KORAN NURMA | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger