Opini
Pendidik, Siapkah Menjadi Panutan?
Oleh @_niez
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu negara. Suatu negara dikatakan akan maju apabila penyelanggaraan pendidikan suatau negara itu berkembang, karena pendidikan akan menciptakan berbagai perkembanagan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Dengan IPTEK inilah yang mendukung majunya suatu negara. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, maka mutu pendidikan kita harus lebih ditingkatkan.
Dapat kita ketahui bahwa ada dua jenis pendidikan, yaitu pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal secara sempit merupakan proses pendidikan atau kegiatan pembelajaran yang diadakan dalam ruang kelas yang memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. Dapat kita ambil contoh yaitu sekolah.
Sedangkan Pendidikan nonformal merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan terserah lembaga yang memiliki, tidak terikat oleh pemerintah dan dapat mengatur kurikulumnya sendiri.
Dapat kita ambil contoh yaitu pondok pesantren, lembaga tentor ataupun yang lain.
Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan telah dilakukan, antara lain yaitu pengembangan kurikulum sebagai keseluruhan program pengalaman belajar, pengadaan buku-buku pelajaran beserta buku pegangan guru, penataran atau pelatihan guru profesional dan hal-hal lain yang diadakan untuk kemajuan pendidikan yang ideal.
Dalam pendidikan formal kita mengenal guru sebagai sosok teladan yang "digugu dan ditiru"(bahasa jawa), sedangkan dalam pendidikan nonformal kita mengenal ustazd-ustadzah, tentor, atau pelatih yang kesemua itu sederajat dengan pangkat guru. Namun tidak semua dari mereka dapat mencerminkan akhlaqul karimah yang dapat dijadikan rujukan para peserta didiknya ataupun santrinya. Karena kebanyakan dari para peserta didik, terutama anak-anak memiliki sifat imitatife, yaitu suka meniru perbuatan orang yang dianggap idolanya, orang yang dikaguminya, ataupun orang yang dihormatinya.
Dalam kesehariannnya, mereka meniru perilaku orang tua, dalam kehidupan di sekolah mereka meniru perilaku gurunya, sedangkan dalam pengajiaanya ia meniru perilaku ustadzahnya.
Dengan demikian, hendaknya orang tua, harus lebih memperhatikan pendidikan ruhaniyah kepada anaknya sejak dini dengan memberikan teladan yang baik dan mengajari hal-hal yang baik, karena berdasarkan penelitian pendidiakn pra-sekolah lebih banyak pengaruhnya terhadap anak-anak dibanding pendidikan jasmaniyah.
Hal ini dapat mempengaruhi dan membentuk kepribadian peserta didik melalui pembiasaan dan kemampuan dasar yang ada sesuai dengan tahap perkembangannya.
Begitu pula bagi para guru atau ustadz yang memiliki derajat yang hampir sama, hanya berbeda status jabatan. memiliki beban moral yang cukup berat, kerena mereka termasuk sosok yang diidolakan dan dianggap serba bisa dan serba benar.
Maka dari itu, hendaknya apa yang dilakukan harus mencerminkan pribadi unggul dengan akhlak-akhlak mahmudah yang dijadikan uswah hasanah. walaupun mereka bukan pribadi yang perfect (karena tidak ada manusia yang sempurna. Karena yang memiliki kesempurnaan hanyalah allah SWT, namun setidaknya, jangan sampai memperlihatkan teladan yang tidak baik dihadapan peserta didik.
Hal ini akan sangat berpengaruh bagi mereka yang benar-benar menerapkan metode teladan sebagai salah satu pengamalan pembelajaran yang mereka terima selama ini (khususnya anak-anak), mereka akan kecewa dengan sikap idolanya yang melakukan hal yang tidak semestinya, ironisnya apalagi jika yang dilakukan tersebut ditirunya karena ketidaktahuannya tentang kekeliruan yang dilakukan idolanya. Disamping lingkungan yang mendukung perkembangnnnya. (@_niez)
Pendidik, Siapkah Menjadi Panutan?
Oleh @_niez
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu negara. Suatu negara dikatakan akan maju apabila penyelanggaraan pendidikan suatau negara itu berkembang, karena pendidikan akan menciptakan berbagai perkembanagan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Dengan IPTEK inilah yang mendukung majunya suatu negara. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, maka mutu pendidikan kita harus lebih ditingkatkan.
Dapat kita ketahui bahwa ada dua jenis pendidikan, yaitu pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal secara sempit merupakan proses pendidikan atau kegiatan pembelajaran yang diadakan dalam ruang kelas yang memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. Dapat kita ambil contoh yaitu sekolah.
Sedangkan Pendidikan nonformal merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan terserah lembaga yang memiliki, tidak terikat oleh pemerintah dan dapat mengatur kurikulumnya sendiri.
Dapat kita ambil contoh yaitu pondok pesantren, lembaga tentor ataupun yang lain.
Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan telah dilakukan, antara lain yaitu pengembangan kurikulum sebagai keseluruhan program pengalaman belajar, pengadaan buku-buku pelajaran beserta buku pegangan guru, penataran atau pelatihan guru profesional dan hal-hal lain yang diadakan untuk kemajuan pendidikan yang ideal.
Dalam pendidikan formal kita mengenal guru sebagai sosok teladan yang "digugu dan ditiru"(bahasa jawa), sedangkan dalam pendidikan nonformal kita mengenal ustazd-ustadzah, tentor, atau pelatih yang kesemua itu sederajat dengan pangkat guru. Namun tidak semua dari mereka dapat mencerminkan akhlaqul karimah yang dapat dijadikan rujukan para peserta didiknya ataupun santrinya. Karena kebanyakan dari para peserta didik, terutama anak-anak memiliki sifat imitatife, yaitu suka meniru perbuatan orang yang dianggap idolanya, orang yang dikaguminya, ataupun orang yang dihormatinya.
Dalam kesehariannnya, mereka meniru perilaku orang tua, dalam kehidupan di sekolah mereka meniru perilaku gurunya, sedangkan dalam pengajiaanya ia meniru perilaku ustadzahnya.
Dengan demikian, hendaknya orang tua, harus lebih memperhatikan pendidikan ruhaniyah kepada anaknya sejak dini dengan memberikan teladan yang baik dan mengajari hal-hal yang baik, karena berdasarkan penelitian pendidiakn pra-sekolah lebih banyak pengaruhnya terhadap anak-anak dibanding pendidikan jasmaniyah.
Hal ini dapat mempengaruhi dan membentuk kepribadian peserta didik melalui pembiasaan dan kemampuan dasar yang ada sesuai dengan tahap perkembangannya.
Begitu pula bagi para guru atau ustadz yang memiliki derajat yang hampir sama, hanya berbeda status jabatan. memiliki beban moral yang cukup berat, kerena mereka termasuk sosok yang diidolakan dan dianggap serba bisa dan serba benar.
Maka dari itu, hendaknya apa yang dilakukan harus mencerminkan pribadi unggul dengan akhlak-akhlak mahmudah yang dijadikan uswah hasanah. walaupun mereka bukan pribadi yang perfect (karena tidak ada manusia yang sempurna. Karena yang memiliki kesempurnaan hanyalah allah SWT, namun setidaknya, jangan sampai memperlihatkan teladan yang tidak baik dihadapan peserta didik.
Hal ini akan sangat berpengaruh bagi mereka yang benar-benar menerapkan metode teladan sebagai salah satu pengamalan pembelajaran yang mereka terima selama ini (khususnya anak-anak), mereka akan kecewa dengan sikap idolanya yang melakukan hal yang tidak semestinya, ironisnya apalagi jika yang dilakukan tersebut ditirunya karena ketidaktahuannya tentang kekeliruan yang dilakukan idolanya. Disamping lingkungan yang mendukung perkembangnnnya. (@_niez)
1 komentar:
kok gak di update blognya>?
Posting Komentar