Aktualisasikan Diri di Pondok Pesantren


Oleh : Yusuf Mufti

Hari gini ,  gak  ikut di Pondok Pesantren? Apa kata dunia ...
Pondok Pesantren sebagai institut agama
Sebagaimana kita tahu bahwa pendidikan Islam di Indonesia berkembang pesat dengan adanya pondok pesantren yang menjadi basis kajian-kajian Islam. Dari pondok pesantrren kita dapat menimba ilmu nahwu (tata bahasa arab), fiqh (hukum islam), akidah (ketuhanan), dan masih banyak lagi.  Pondok pesantren sendiri mulai berkembang di Indonesia pada abad ke-13 dengan berpedoman fiqh Imam Syafi’i, kajian madzhab Imam Asy’ari, dan kajian sufi ala Imam Al Ghazali (Martin van Bruinessen,1999:21).
Pondok pesantren dari zaman dahulu hingga sekarang terjadi perkembangan baik dari segi fungsi maupun manajemennya. Pondok pesantren awal mula di Indonesia mulai tumbuh subur saat penjajahan kolonial Belanda dan mempunyai posisi peran cukup penting karena berkaitan dengan pendidikan dan sarana publik. Selanjutnya  kebanyakan pondok pesantren pada zaman itu memilih menjauh dari campur tangan pemerintah Belanda dengan memilih tempat-tempat terpencil.
Pondok pesantren pada fungsinya selain sebagai saran transfer ilmu agama (tafaquh fi ad din) , pondok pesantren juga sebagai lembaga islam yang melakukan kontrol sosial (social control). Selain itu pondok pesantren juga menjadi lembaga keagamaan yang melakukan rekayasa sosial sehingga kita bisa melihat perbedaan lingkungan yang di sekitarnya ada pondok pesantren dan yang tidak ada.
Pesantren dan Modernisasi
Bila kita mencermati perkembangan pondok pesantren saat ini, pondok pesantren bukan lagi tempat yang identik hanya ngaji ke pak kyai, namun pondok pesantren saat ini sudah banyak yang menerapkan metode-metode kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan juga semangat santri. Bila dulu kita mengenal pondok pesantren hanya sorogan dan bandongan, maka saat ini tidak sedikit pondok pesantren yang menerapkan kurikulum umum dan nasional. Hal ini bisa dilihat pada pondok pesantren yang telah mendirikan sekolah-sekolah keagamaan (MI, MTs, MA) bahkan perguruan tinggi, contohnya PP Nurul Ummah.
Teknologi juga saat ini telah meningkatkan kualitas santri, sehingga santri tidak hanya mumpuni dalam bidang agama, namun juga melek teknologi. Ketrampilan dan bakat santri di pesantren juga tidak sedikit yang memperhatikannya, seperti pendirian UKS (Unit Kegiatan Santri), pelatihan wirausaha dan lainnya. Jadi berada di pondok pesantren saat ini bukan berarti jauh dari modernisasi.
Pilih Pondok Pesantren ?
Bila kita rinci lebih detail lagi, kita akan menemukan banyak alasan mengapa kita sebaiknya memilih pondok pesantren sebagai bagian dari sejarah hidup kita  dan menjadi pondasi kita melihat masa depan.
Pertama,  suasana mengaji yang akan menginspirasi. Suasana yang kental dengan kajian Al Quran,  kitab kuning, dan keilmuan agama Islam sulit didapatkan selain di pondok pesantren dimana pegangan tiap warganya adalah kitab-kitab berkualitas.
Kedua, adanya teman yang bisa diajak diskusi kapan saja tentang agama dan lainnya. Bagaimana jika kita hidup di sebuah lingkungan yang agak individual, dimana antar warga lingkungan tersebut kurang perhatian satu sama lain. Alih-alih diajak diskusi atau dimintai pertimbangannya, bisa saling sapa saja mungkin jarang terjadi.
Ketiga, seorang santri yang berada di pondok pesantren akan mempunyai jadwal kegiatan lebih teratur. Hal ini  karena ada peraturan yang sistematis dan termonitor oleh pengurusnya. Dari jadwal mengaji, sholat, makan, hingga tidur akan mudah diatur.
Keempat, saat malas ada yang menyemangati (ngoprak-ngoprak). Contohnya saat waktu mengaji tiba, dan saat waktu sholat tiba. Keamanan pondok siap membuat rasa malas kita terusir sejauh-jauhnya walau sering kembali lagi.  
Kelima, fasilitas ajakan sholat berjamaah. Sholat berjamaah merupakan ibadah yang begitu besar nilainya dan begitu sayang jika perjalanan hidup kita alpa dari sholat jamaah hanya gara-gara tidak ada lingkungan yang mendukung.
Keenam, Guru  atau ustadz yang berkompeten. Belajar tanpa guru maka gurunya adalah setan. Statement ini mungkin sering kita dengar. Maknanya adalah bila kita belajar agama Islam hanya berpedoman buku saja maka dikhawatirkan terjadi salah persepsi yang akhirnya terjadi kesesatan. Belajar pada guru pun tidak boleh asal guru. Guru atau ustadz pun haruslah yang sudah kompeten dan dapat dipercaya keshalihan ilmu dan akhlaknya.
Masih banyak alasan mengapa kita hendaknya memilih pondok pesantren sebagai tambatan hati dalam mencari ilmu dan tidak bersegera meninggalkannya. Dan dari pondok pesantren kita akan mulai belajar bagaimana hidup bermasyarakat, karena di pondok pesantren beragam karakter personel bersatu padu. 
(*PU MP Tilawah 2011-2013)

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© KORAN NURMA | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger